Remaja Produktif dengan Segudang Aktivitas


Remaja sekolah produktif - yang ada dalam benak saya sewaktu masih di bangku sekolah adalah mereka para remaja yang punya segudang kegiatan. Bisa itu mulai dari sekolah, kursus bahasa Inggris, kegiatan ekstrakurikuler, ikut bimbingan belajar (bimbel), mengerjakan PR, kerja part-time dan sebagainya. Cita-cita Helda juga begitu. Dalam pikiran saya: Wow! Betapa kerennya saya jika bisa punya banyak kegiatan. Yup! Saya bakal dicap sebagai remaja aktif, produktif dan kreatif!
Akhirnya, saya bisa juga seperti yang ada di benak saya walau tidak persis. Pagi berangkat ke sekolah, setelah pulang mengerjakan PR dan membahas-bahas soal sambil makan, lalu ikut bimbingan belajar sampai jam 6 sore. Pukul 18:15, kursus bahasa Inggris sampai jam 19:30. Malam mengerjakan PR, belajar dan sebagainya. Kalo ngga ada bimbel dan kursus, coba-coba ngajar teman-teman untuk penghasilan tambahan.

;;)
Bangga? Ya, Helda bangga nyeritainnya. Hihi. Tapi, apa yang saya dapat? Untuk awal-awalnya, pasti asyik bercampur rasa bangga – menjadi remaja sekolah produktif! Namun, setelah beberapa waktu, apakah masih produktif? Helda bilang nggak! Baru terasa kalo semua aktivitas yang dilakukan tersebut sia-sia! Ngga ada yang bisa diambil manfaatnya, ngga ada yang masuk ke dalam otak.
Bagaimanapun, bukankah setiap manusia punya keterbatasan. Akan tetapi, keseringan yang terjadi adalah manusia ingin lebih dan lebih. Terutama remaja, yang memang tidak dipungkiri – tenaga masih kuat, otak masih encer dan penuh semangat. Cita-cita pun berlipat ganda.
Padahal pepatah bilang: “Raihlah cita-citamu setinggi bintang di langit”, bukan: “…Sebanyak bintang di langit”. (Hehe, ini analisis dari Helda).
Nah, yang ada dalam pikiran remaja yang ingin dikatakan sebagai remaja produktif itu: bagaimana aku bisa mencapai semuanya, bagaimana aku bisa berprestasi di semua, dan bagaimana aku bisa di semuanya. Padahal kita tahu, itu bukanlah hal yang mungkin!
Kenyataan mengatakan kita harus fokus! Walau ada beberapa orang yang dikatakan multi-talented – jago nyanyi, menari, akting, juara di sekolah, dan sebagainya. Tapi, coba perhatikan apa dia bisa mencapai semua kemampuannya itu “setinggi bintang di langit”?
Sama halnya dengan melakukan aktivitas, kita harus pintar-pintar menetapkan prioritas. Jangan karena semangat membara semata, mengambil tindakan gegabah dengan mengikuti kursus ini-itu, ikut ekstrakurikuler, kerja part-time, gabung dalam komunitas ini-itu, belum lagi sekolah dan sebagainya, eh… Yang ada malah jatuh sakit atau katakanlah “titik jenuh yang sangat dramatis”!
#:-S

Dimana produktifnya, hayo? Bukankah produktif itu berarti menghasilkan. Kalo jatuh sakit kayak yang disebut sebelumnya, apakah produktif namanya?
Intinya, terlalu banyak aktivitas malah akan mengurangi produktivitas. Lebih baik prioritaskan aktivitas, maka produktivitas naik ke atas!
Itu baru namanya: remaja produktif!

Comments